Tugas Makalah Kurikulum dan Pembelajaran Fisika
A.
Pengantar
Fisika
adalah ilmu yang mempelajari tentang materi atau zat yang meliputi sifat fisis,
komposisi, perubahan, dan energi yang dihasilkan. Dalam ilmu Fisika mempelajari
tentang Radioaktif. Radioaktif itu sendiri merupakan sifat suatu zat yang dapat
memancarkan radiasi karena kondisi zat yang tidak stabil. Makalah ini
berisi tentang dampak penggunaan Radioaktif dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kehidupan sehari-hari, hampir selalu tubuh kita terkena radiasi baik dari bumi
maupun dari angkasa. Mungkin kita belum begitu tahu apa saja dampak akibat dari
penggunaan radioaktif ini. Dalam makalah ini kita akan membahasnya lebih jauh.
Tahukah
anda bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali terdapat radiasi? Disadari
ataupun tanpa disadari ternyata disekitar kita baik dirumah, di kantor,
dipasar, dilapangan, maupun ditempat-tempat umum lainnya ternyata banyak sekali
radiasi. Yang perlu diketahui selanjutnya adalah sejauh mana radiasi tersebut
dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan kita.
Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah
suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa
membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah perambatan panas, perambatan
cahaya, dan perambatan gelombang radio. Selain radiasi, energi dapat juga
dipindahkan dengan cara konduksi, kohesi, dan konveksi. Dalam istilah
sehari-hari radiasi selalu diaso-siasikan sebagai radioaktif sebagai sumber
radiasi pengion.
B.
Pendahuluan
Berdasarkan ketentuan International Atomic Energy
Agency, zat radioaktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion
dengan aktifitas jenis lebih besar dari 70 kilo Becquerel per kilogram atau 2
nanocurie per gram. Angka 70 kBq/kg atau 2 nCi/g tersebut merupakan patokan
dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umumnya. Jadi untuk
radioaktif dengan aktifitas lebih kecil dapat dianggap sebagai radiasi latar
belakang.
Besarnya dosis radiasi yang diterima oleh pekerja
radiasi tidak boleh melebihi 50 milisievert per tahun, sedangkan besarnya dosis
radiasi yang diterima oleh masyarakat pada umumnya tidak boleh lebih dari 5
milisievert per tahun.
Di Koran-koran dan televisi, kita sering melihat
artikel-artikel atau tayangan yang berkaitan dengan nuklir, apakah itu mengenai
rencana pembangunan PLTN di Muria atau mengenai kebocoran air radioaktif dari
PLTN Jepang setelah diguncang gempa. Sering diberitakan pula mengenai
kecelakaan reaktor Chernobyl di Uni Sovyet yang menyebabkan kerusakan
lingkungan, dan menyebabkan penyebaran zat radioaktif kemana mana. Juga
bahaya-bahaya yang ditimbulkannya.
Apabila kita mendengar kata radiasi
nuklir atau unsur-unsur radioaktif pada tayangan tersebut, yang terbayang dalam
benak kita adalah ledakan bom atom, orang yang terkena kanker dan
bayangan-bayangan mengerikan lainnya. Padahal, kalau kita membaca buku fisika
atau kimia mengenai radiasi nuklir dan partikel radioaktif (radionuklida), kita
akan tahu bahwa sebenarnya yang kita makan, kita hirup dan kita serap
sehari-hari juga mengandung hal-hal itu. Jadi radiasi nuklir atau partikel
radioaktif bukanlah semata-mata sesuatu yang terpendam di bumi dan diambil
orang untuk membuat bom atom atau untuk mencemari lingkungan dengan air
radioaktif, seperti yang banyak dipropagandakan.
C. Kajian Materi Fisika Berbasis Nilai
Keagamaan
1.
Kompetensi Dasar
a. Penemuan
keradioaktifan
Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan
bahwa tabung sinar katode mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi
yang dapat menghitamkan film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas
hitam. Karena belum mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata
sinar X adalah suatu radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan
berkecepatan tinggi (yaitu sinar katode dengan suatu materi (anode). Sekarang
sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk rontgen yaitu untuk
mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam.
Penemuan sinar X membuat Henry
Becguerel tertarik untuk meneliti zat yang bersifat fluorensensi, yaitu zat
yang dapat bercahaya setelah terlebih dahulu mendapat radiasi
(disinari), Becquerel menduga bahwa sinar yang dipancarkan oleh zat seperti itu
seperti sinar X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti batuan uranium. Ternyata
dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan uranium dapat menghitamkan film
potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan tetapi, Becqueret menemukan
bahwa batuan uranium memancarkan sinar berdaya tembus tinggi dengan sendirinya
tanpa harus disinari terlebih dahulu. Penemuan ini terjadi pada awal bulan
Maret 1986. Gejala semacam itu, yaitu pemancaran radiasi secara spontan,
disebut keradioaktifan, dan zat yang bersifat radioaktif disebut zat
radioaktif.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah
uranium. Pada tahun 1898, Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie
menemukan dua unsur lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari
uranium. Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan
nama Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata
Latin radiare yang berarti bersinar).
Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat
radioaktif. Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif.
Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali
teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop
radioaktif atau radioi isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut
isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil.
Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
b.
Sinar-sinar Radioaktif
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan
bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis
berdasarkan muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan
yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard
menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar
gamma.
Ø Sinar
alfa ( α )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan
positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa
4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat
radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10
kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa
paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat
menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat
dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya
ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu
mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alfa
akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium 4
2
Ø Sinar
beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan
negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom.
Partikel beta yang bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil,
partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi 0-1e.
Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari
sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik
dapat menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
Ø
Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi
elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar
gamma dinyatakan dengan notasi 00y. Sinar gamma mempunyai daya
tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang
memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar
elektromagnetik.
2.
Indikator Materi
3. Uraian
Materi Pokok
Gejala keradioaktifan (radioaktifitas)
pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh Henry Becquerel pada suatu
garam uranium. Selanjutnya Pierre & Marry currie menemukan zat-zat
radioaktif lainnya yaitu polonium dan radium. Zat-zat radioaktif adalah suatu
zat yang aktif memancarkan radiasi baik berupa partikel maupun berupa gekombang
elektromagnetik.
Limbah
radioaktif
Limbah
radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari
antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Selain sampah klinis, dari
kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau dapat
disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari
kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah
dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa
makanan/bahanmakanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah
sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah
rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada
jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis
sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis
mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti
halnya limbah lain akanmengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang
tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti
BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.
Penggunaan Radioisotop
Dewasa
ini, penggunaan radioisotop untuk maksud-maksud damai (untuk kesejahteraan umat
manusia) berkembang dengan pesat. Pusat listrik tenaga nuklir (PLTN) adalah
salah satu contoh yang sangat populer. PLTN ini memanfaatkan efek panas yang
dihasilkan reaksi inti suatu radioisotop , misalnya U-235. Selain untuk PLTN,
radioisotop juga telah digunakan dalam berbagai bidang misalnya industri,
teknik, pertanian, kedokteran, ilmu pengetahuan, hidrologi, dan lain-lain.
Pada
bab ini kita akan membahas dua penggunaan radioistop, yaitu sebagai perunut
(tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan
pada ikataan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kirnia yang sama dengan
isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang
sama seperti isotop stabilnya.
Sedangkan
penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa
radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk.
Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis: efek kimia, maupun efek
biologi. Oleh karena itu, sebelum membahas pengunaan radioisotop kita akan
mengupas terlebih dahulu tentang satuan radiasi dan pengaruh radiasi terhadap
materi dan mahluk hidup.
Satuan Radiasi
Berbagai
satuan digunakan untuk menyatakan intensitas atau jumlah radiasi bergantung
pada jenis yang diukur.
1. Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)
Curie
dan Bequerrel adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan keaktifan yakni
jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu. Dalam sistem satuan SI,
keaktifan dinyatakan dalam Bq. Satu Bq sama dengan satu disintegrasi per sekon.
1Bq = 1 dps
dps =
disintegrasi per sekon
Satuan
lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang setara
dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.1010 dps.
1Ci = 3,7.1010
dps = 3,7.1010 Bq
2. Gray (gy) dan Rad (Rd)
Gray
dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah
(dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi. Rad adalah singkatan dari 11
radiation absorbed dose. Dalam sistem satuan SI, dosis dinyatakan dengan Gray
(Gy). Satu Gray adalah absorbsi 1 joule per kilogram materi.
1 Gy = 1 J/kg
Satu
rad adalah absorbsi 10-3 joule energi/gram jaringan.
1 Rd = 10-3 J/g
Hubungan
grey dengan fad
1 Gy = 100 rd
3. Rem
Daya
perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja bergantung pada dosis tetapi
juga pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron, sebagai contoh, lebih berbahaya
daripada sinar beta dengan dosis dan intensitas yang sama. Rem adalah satuan
dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk hidup (rem adalah
singkatan dari radiation equiwlen for man).
Pengaruh Radiasi pada Materi
Radiasi
menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui. Dampak yang ditimbulkan
radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau pemutusan ikatan kimia. Ionisasi:
dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital dari atom atau molekul
zat yang dilalui sehinga terbentuk ion positip dan elektron terion.
Eksitasi:
dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom atau
molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Pemutusan Ikatan Kimia: radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif rnempunyai
energi yang dapat mernutuskan ikatan-ikatan kimia.
Pengaruh Radiasi pada Mahluk Hidup
Walaupun
energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi
dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat
mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal
bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA
dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada
sel berikutnya yang dapat mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.
Pengaruh
radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu paparan.
Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada
bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.
Secara
alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis atau
radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai kegiatan seperti
diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal
disekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih
dalam batas aman.
Radioaktif Sebagai Perunut
Sebagai
perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem
itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop
mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop
dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan
senyawa itu dapat dipantau pada beberapa bidang, seperti :
a.
Bidang kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk
mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit
alteknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24),
ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam
pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ
tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan
diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop
itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung.
1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok,
hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat
digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk
mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam
pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah
ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium
tsb.
Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk
penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah
merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan
untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan
untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
b.
Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan
afditif pada mesin selama mesin bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut,
Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop
radioaktif dari bahan yang sama.
c. Bidang Hidrologi
1.Mempelajari
kecepatan aliran sungai.
2.Menyelidiki
kebocoran pipa air bawah tanah.
d. Bidang Biologis
1.
Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2.
Mempelajari reaksi pengesteran.
3.
Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
Radioisotop
sebagai sumber radiasi.
A. Bidang Kedokteran
1) Sterilisasi Radiasi
Radiasi dalam dosis tertentu dapat
mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat
kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a. Sterilisasi radiasi lebih
sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b. Sterilisasi radiasi tidak
meninggalkan residu bahan kimia.
c. Karena dikemas dulu baru
disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan
terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas,
maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi Tumor atau Kanker
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat
diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat
dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif
(lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan
dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
B. Bidang pertanian
1) Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek
biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium dibiakkan hama kubis dalam
bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga
jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama.
Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul
dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian
reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit
unggul dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi,
bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil
yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah
diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan
seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat
menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di
simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas,
dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
C. Bidang Industri
1) Pemeriksaan tanpa merusak
Radiasi sinar gamma dapat digunakan
untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen
bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang
dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi
dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada
bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan
lebih hitam,
2) Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran,
seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi.
Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan
bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan
dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi
yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur
penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3) Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak digunakan
untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi
juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga
lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan
juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.
4. Ayat Al-Quran, Hadits yang Relevan
5. Kajian Nilai yang Menjadi Keutamaan
(Hikmah) Materi Fisika
6. Kajian Nilai Life Skill Materi
Fisika
D.
Kesimpulan
Limbah
Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan
radioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Pengertian
atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor
atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti
nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan
makhluk hidup di sekitarnya.
Zat
radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk
mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor
ganas. Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop
memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
E.
Daftar
Istilah
Bq
Bequerrel
Curie dan Bequerrel
Satuan yang dinyatakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah disintegrasi
(peluruhan) dalam satuan waktu.
Ci Curie
DPS Disintegrasi
Per Sekon
Gray dan Rad
Satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah (dosis) radiasi
yang diserap oleh suatu materi.
Gy Gray
Limbah radioaktif
Bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radio nukleida.
Partikel alfa
Partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif.
Pencemaran radioaktif Suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu
radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom.
Pengion
Radiasi yang dapat menyebabkan proses terlepasnya elektron dari atom sehingga
terbentuk pasangan ion.
Rd Rad
Rad
Singkatan dari 11 radiation absorbed dose.
Radiasi Suatu
cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan
medium.
Radioaktif
Sifat suatu zat yang dapat memancarkan
radiasi karena kondisi zat yang tidak stabil.
Rem Satuan
dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk hidup (rem adalah
singkatan dari radiation equiwlen for man).
Sinar alfa
Radiasi partikel yang bermuatan positif.
Sinar beta
Radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang
berasal dari inti atom.
Sinar gamma Radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan
tidak bermassa.
Sinar X Suatu radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan
berkecepatan tinggi (yaitu sinar katode dengan suatu materi (anode).
Zat radioaktif
Setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktifitas jenis lebih besar
dari 70 kilo Becquerel per kilogram atau 2 nanocurie per gram.
F. Daftar
Pustaka
radioaktif/bahaya%20radioaktif.htm
0 komentar: